Monday, April 19, 2010

Bila Tiba Hari Itu

Bila tiupan sangkakala yang pertama menggoncangkan alam dan kemudian bumi pun diratakan. Dilemparkan semua isi yang membebaninya. Tiupan keduapun menyusul kemudian, begitu memekakkan telinga, hingga semua manusia pada hari itu menudukkan pandangannya dan teramat sangat ketakutan. Pada hari itu, dimanakah kita berada?

Bila bulan telah hilang cahayanya. Matahari dan bulan pun dikumpulkan. Dengan mata terbelalak penuh ketakutan, manusia bertanya-tanya dan sibuk mencari tempat berlindung. Sungguh, tidak ada tempat berlindung karena hanya kepada Tuhan-lah tempat berlindung. Sungguh, Tuhanpun bersumpah bahwa semua jiwa teramat menyesali dirinya sendiri akan semua perbuatannya. Pada hari itu, apa yang sedang kita perbuat?

Bila langit terbelah dan kemudian dilenyapkan, matahari digulung, bintang-bintang jatuh berserakan, gunung-gunung dihancurkan, lautan pun menjadi meluap. Pada hari itu, manusia-manusia seperti anai-anai yang berterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Bila tiba hari itu, sudah cukupkah segala perbekalan yang kita persiapkan?

Pada hari manusia lari dari saudara-saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya karena setiap manusia mempunyai urusan masing-masing yang menyibukkannya. Kuburan-kuburan pun dibongkar, ruh-ruh kembali dipertemukan dengan tubuhnya, dan bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, atas dosa apa dia dibunuh. Bila tiba hari itu, Seberapa banyak amalan yang akan menjamin keselamatan kita?

Saudaraku, sungguh hari keputusan itu adalah suatu waktu yang ditetapkan. Pada hari itu banyak muka berseri-seri, tertawa dan gembira. Namun banyak pula yang bersedih dan muka mereka pun tertutup debu kemudian ditutup lagi oleh kegelapan. Saat itu, mereka diitimpa kehinaan dan kesusahan. Bagaimana dengan wajah kita pada hari itu?

Saudaraku, bila tiba hari itu, semua manusia merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia melainkan sesaat saja seperti diwaktu sore atau pagi hari. Manusia akan merasa bahwa ia hanya singgah sebentar di dunia. Namun tidak sedikit manusia yang bermain-main meski ia tahu waktunya begitu singkat. Kebanyakan manusia tidak mempersiapkan perbekalan secukupnya untuk kehidupan yang lebih lama dan abadi. Sungguh saudaraku, pada hari itu setiap-tiap jiwa akan teringat akan apa yang telah dikerjakannya dan dilalaikannya hingga mereka akan diperlihatkan neraka dengan jelas. Mungkinkah kita menerima catatan amalan dari sebelah kanan? Wallahu a'lam bishshowab.

Bila Tiba Hari Itu

Bila tiupan sangkakala yang pertama menggoncangkan alam dan kemudian bumi pun diratakan. Dilemparkan semua isi yang membebaninya. Tiupan keduapun menyusul kemudian, begitu memekakkan telinga, hingga semua manusia pada hari itu menudukkan pandangannya dan teramat sangat ketakutan. Pada hari itu, dimanakah kita berada?

Bila bulan telah hilang cahayanya. Matahari dan bulan pun dikumpulkan. Dengan mata terbelalak penuh ketakutan, manusia bertanya-tanya dan sibuk mencari tempat berlindung. Sungguh, tidak ada tempat berlindung karena hanya kepada Tuhan-lah tempat berlindung. Sungguh, Tuhanpun bersumpah bahwa semua jiwa teramat menyesali dirinya sendiri akan semua perbuatannya. Pada hari itu, apa yang sedang kita perbuat?

Bila langit terbelah dan kemudian dilenyapkan, matahari digulung, bintang-bintang jatuh berserakan, gunung-gunung dihancurkan, lautan pun menjadi meluap. Pada hari itu, manusia-manusia seperti anai-anai yang berterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Bila tiba hari itu, sudah cukupkah segala perbekalan yang kita persiapkan?

Pada hari manusia lari dari saudara-saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya karena setiap manusia mempunyai urusan masing-masing yang menyibukkannya. Kuburan-kuburan pun dibongkar, ruh-ruh kembali dipertemukan dengan tubuhnya, dan bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, atas dosa apa dia dibunuh. Bila tiba hari itu, Seberapa banyak amalan yang akan menjamin keselamatan kita?

Saudaraku, sungguh hari keputusan itu adalah suatu waktu yang ditetapkan. Pada hari itu banyak muka berseri-seri, tertawa dan gembira. Namun banyak pula yang bersedih dan muka mereka pun tertutup debu kemudian ditutup lagi oleh kegelapan. Saat itu, mereka diitimpa kehinaan dan kesusahan. Bagaimana dengan wajah kita pada hari itu?

Saudaraku, bila tiba hari itu, semua manusia merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia melainkan sesaat saja seperti diwaktu sore atau pagi hari. Manusia akan merasa bahwa ia hanya singgah sebentar di dunia. Namun tidak sedikit manusia yang bermain-main meski ia tahu waktunya begitu singkat. Kebanyakan manusia tidak mempersiapkan perbekalan secukupnya untuk kehidupan yang lebih lama dan abadi. Sungguh saudaraku, pada hari itu setiap-tiap jiwa akan teringat akan apa yang telah dikerjakannya dan dilalaikannya hingga mereka akan diperlihatkan neraka dengan jelas. Mungkinkah kita menerima catatan amalan dari sebelah kanan? Wallahu a'lam bishshowab.

Saturday, June 13, 2009

KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU SYAR'I


Dalam Al-Qur'an banyak sekali dalil yang tentang keutamaan menuntut ilmu ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi umat manusia sejak lahir sampai mati

"Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman yang mempunyai ilmu diantara kamu dengan beberapa derajat"(QS.Al-Mujadallah : 11)

dari ayat diatas jelaslah bahwasannya orang yang memeliki ilmu derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berilmu, kita sebagai kaum muslimin juga tahu bahwasanya manusia diangkat sebagai kholifah dimuka bumi ini dikarena dikarenakan pengetahuannya bukan karena bentuknya ataupun asal kejadiannya

Sementara itu dalam surat lain Allah berfirma "Katakanlah :"samakah orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang tidak berilmu" (QS, Az-Zumar : 9), jelas menyuruh manusia itu untuk berfikir apakah kira-kira manusia yang berilmu dengan manusia yang tidak berilmu itu sama

Dengan demikian jelaslah bahwa Islam sangat memuliakan orang-orang yang berilmu bahkan menganggap orang yang berilmu itu sebagai penerus Rosul, apa yang disampaikannya akan menjadi penerang jalan yang lurus, amalan orang yang berilmu sama dengan amalan jihad

Imam Al-Ghazali mengatakan : "Allah mengangkat derajat orang-orang dengan ilmu, lalu menjadikan mereka kebaikan sebagai pemimpin dan pepberi petunjuk yang diikuti, petuntuk dalam kebaikan, jejek mereka mereka diikuti dan perbuatan mereka diamalkan.

Para malaikat ingin menghiasi mereka dan mengusap mereka dengan sayap-sayapnya. Setiap yang basah dan yang kering bertasbih bagi mereka dan memohon ampun bagi mereka, bahkan ikan-ikan dilaut dan binatang-binatang, hewan-hewan buas dan ternak-ternak didaratan serta bintang-bintang dilangit. Karena Ilmu menghidupkan hati dan menerangi pandangan yang gelap serta menguatkan yang lemah. Dengan Ilmu hamba mencapai kedudukan orang-orang yang salih.